Sebagai pasangan baru, pasti banyak hal baru yang perlu dipelajari, apalagi soal keuangan.
Dengan istilah sandwich generation yang lagi sering dibahas, kamu mungkin pernah dengar cerita orang-orang yang harus bagi-bagi penghasilan buat kebutuhan pribadi, keluarga, dan juga membantu orang tua.
Kamu dan pasangan pasti punya tujuan finansial yang sama, tapi kalau nggak terbiasa mencatat pengeluaran, uang bisa hilang nggak tau kemana—kayak keran bocor!
Nah, kalau keuangan pribadi udah mulai terasa ketat, pinjaman bisa jadi opsi. Tapi, jangan sampai pinjamannya bikin kamu terjebak dalam keadaan yang bikin pusing kepala, atau malah terbelit utang yang susah dilunasi, ya.
Yuk, bahas bareng tentang tips agar kamu bisa ngatur uang dan jadi peminjam yang bijak dari awal pernikahan, supaya nggak masuk ke jebakan sandwich generation!
Apa Itu Sandwich Generation?
Sandwich generation itu istilah buat menggambarkan orang-orang yang terhimpit secara finansial karena harus membiayai dua generasi sekaligus: generasi di atas (biasanya orang tua) dan generasi di bawah (anak-anak atau adik).
Mereka ada di tengah-tengah, persis kayak isi sandwich yang terjepit roti. Beberapa ciri-ciri orang yang termasuk sandwich generation antara lain:
- Penghasilan terbagi dua
Harus alokasikan dana buat kebutuhan keluarga inti (pasangan dan anak) sekaligus membantu orang tua yang sudah pensiun. - Beban finansial ganda
Tidak hanya harus mencukupi kebutuhan sehari-hari, tapi juga membayar biaya sekolah anak atau adik, atau bahkan pengobatan orang tua. - Susah nabung
Dengan pengeluaran yang terus bertambah, nabung jadi lebih susah atau bahkan nggak sempat sama sekali. - Utang bertambah
Karena kebutuhan yang besar, nggak jarang harus mengambil pinjaman untuk menutup pengeluaran yang mendesak.
Salah satu penyebab fenomena ini adalah kurangnya perencanaan keuangan dari awal. Banyak pasangan yang baru menikah belum terbiasa mengatur keuangan bersama, apalagi kalau harus bantu orang tua juga.
Selain itu, norma di masyarakat yang kuat akan rasa tanggung jawab kepada keluarga, membuat banyak orang merasa wajib membantu orang tua. Tapi tenang, dengan perencanaan matang dan penggunaan pinjaman yang bijak, kamu bisa meminimalisir kemungkinan terjebak di dalam situasi ini.
Gimana Cara Jadi Peminjam yang Bijak?
Mengambil pinjaman nggak selalu buruk, asal tau caranya biar nggak jadi beban nantinya. Apalagi kalau kamu berada di situasi sandwich generation, kadang pinjaman bisa jadi solusi untuk kebutuhan mendesak yang nggak bisa ditunda.
Namun, agar pinjaman ini nggak bikin berat, kamu perlu memahami beberapa prinsip penting agar tetap bijak dalam meminjam, kayak 5 tips ini:
1. Pastikan Pinjaman Memang Dibutuhkan
Pinjaman sebaiknya diambil hanya kalau benar-benar diperlukan. Misalnya, untuk kebutuhan darurat seperti biaya pengobatan, perbaikan rumah mendesak, atau kebutuhan pendidikan. Hindari meminjam uang hanya untuk keperluan konsumtif yang bisa ditunda, seperti belanja barang mewah atau liburan.
2. Hitung dengan Matang Kemampuan Bayar
Sebelum memutuskan mengambil pinjaman, penting untuk menghitung dulu berapa kemampuan bayar cicilan per bulan. Pastikan cicilan nggak lebih dari 30% total penghasilan bulanan, supaya kamu masih bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dan nggak kehabisan dana buat hal-hal penting lainnya.
3. Pilih Fasilitas Pinjaman yang Tepat dan Legal
Ada banyak jenis pinjaman yang ditawarkan, tapi pastikan kamu memilih fasilitas yang paling sesuai dengan situasimu dan terdaftar secara resmi.
Misalnya, GoPay Later yang cocok buat belanja barang-barang rumah tangga yang penting dan bisa dicicil.
Sementara itu, GoPay Pinjam lebih pas untuk kebutuhan mendesak yang membutuhkan dana tunai langsung, seperti biaya kesehatan atau renovasi rumah. Pastikan juga untuk memahami syarat, bunga, dan tenor sebelum memutuskan, ya.
Penting juga untuk memastikan bahwa fasilitas pinjaman yang kamu pilih sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal ini penting agar kamu terhindar dari risiko pinjaman ilegal yang dapat merugikan. Pastikan juga untuk memahami syarat, bunga, dan tenor sebelum memutuskan.
4. Prioritaskan Pembayaran Cicilan
Setelah mengambil pinjaman, jadikan pembayaran cicilan sebagai prioritas utama. Jangan menunda pembayaran atau membayar lebih kecil dari jumlah yang seharusnya, karena hal ini bisa membuat hutang semakin gede karena bunga yang menumpuk.
5. Bangun Dana Darurat
Meskipun kamu sedang dalam proses melunasi pinjaman, penting untuk tetap menyisihkan sebagian penghasilan untuk dana darurat.
Dengan memiliki dana darurat, kamu bisa lebih siap menghadapi situasi tak terduga tanpa perlu lagi mengambil pinjaman tambahan. Idealnya, dana darurat minimal tiga hingga enam bulan dari total pengeluaran bulanan.
Kalau udah ikutin langkah-langkahnya, kamu bisa jadi peminjam yang bijak dan bertanggung jawab. Ingat, pinjaman bisa membantu di saat mendesak, tapi jangan sampai menjadi beban yang berkepanjangan.
Dengan fasilitas yang tepat dan perencanaan yang matang, kamu bisa memenuhi kebutuhan tanpa perlu khawatir terjebak dalam utang yang memberatkan. Ingat, situasi finansial yang stabil dan terencana bisa menjadi kunci untuk terhindar dari tekanan yang dialami oleh generasi sandwich.
Jadi, ayo mulai ambil langkah-langkah yang tepat sekarang dan jadilah peminjam yang bijak! Dengan menjadi peminjam yang bertanggung jawab, kamu dapat membantu dirimu dan keluargamu meraih masa depan finansial yang lebih stabil.
Disclaimer: Artikel ini telah direview oleh Certified Financial Planner untuk memastikan keakuratan dan relevansi informasi yang disajikan. Namun, informasi yang diberikan hanya bersifat umum dan tidak dimaksudkan sebagai nasihat keuangan profesional. Selalu konsultasikan dengan penasihat keuangan Anda sebelum membuat keputusan keuangan.