Berdasarkan target pelanggannya, hampir semua bisnis bisa dikategorikan dalam dua kelompok utama: business-to-consumer (B2C) dan business-to-business (B2B). Masing-masing model bisnis tersebut memiliki cara kerja, pendekatan pemasaran, hingga nilai transaksi yang berbeda. Oleh sebab itu, penting bagi calon pengusaha untuk memahami perbedaan antara B2C dan B2B sebelum memulai bisnis. Dengan begitu, kamu pun bisa menjalankan strategi yang lebih tepat sasaran.
Apa Itu Bisnis B2C?
B2C, atau business-to-consumer, adalah model bisnis yang fokus menjual produk atau layanan secara langsung kepada konsumen akhir. Jadi, pelanggan dari bisnis B2C adalah individu, bukan perusahaan, lembaga, organisasi, maupun pemilik usaha lain. Dalam praktiknya, model bisnis satu ini terbagi menjadi beberapa jenis berikut:
- Penjualan langsung: penjual menawarkan barang atau jasa secara langsung kepada pembeli, baik melalui jalur offline (tatap muka) atau online (misalnya via website atau media sosial);
- Perantara online: penjual dan pembeli bertemu melalui suatu platform digital, yang berperan sebagai penghubung atau perantara, contohnya seperti marketplace Tokopedia;
- Advertising-based: menyediakan iklan produk pada platform digital, seperti blog atau situs berita online, untuk mengarahkan pengunjung ke situs web penjual produk tersebut;
- Fee-based: pembeli membayar untuk mendapatkan akses ke suatu barang, layanan, atau konten eksklusif, contohnya sepeti Netflix dan Spotify Premium;
- Community-based: penjualan produk melalui komunitas tertentu, seperti grup jual-beli di Facebook atau forum diskusi online.
Contoh Bisnis B2C
B2C adalah model bisnis yang sangat umum ditemukan di Indonesia. Berikut beberapa contohnya dari berbagai sektor usaha:
- Coffee shop dan restoran yang menjual makanan dan minuman langsung kepada pelanggan;
- Brand yang menjual produk-produknya melalui website sendiri;
- Aplikasi Netflix dan Spotify yang memberikan akses hiburan langsung kepada pengguna akhir;
- Mobile game dengan pembelian dalam aplikasi (in-app purchase);
- Laundry kiloan dan salon kecantikan yang memberikan jasa kepada konsumen individu.
Baca juga: Peluang Usaha Laundry: Jenis dan Tips Memulai Bisnis
Beda Bisnis B2C dan B2B
Sama seperti B2B, model bisnis B2C juga menjual produk kepada konsumen. Namun, keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan, apalagi jika dilihat dari berbagai aspek berikut:
- Target pasar
Perbedaan mendasar dari B2C dan B2B terletak pada target pasarnya. Bisnis B2C menyasar konsumen individu atau rumah tangga. Mereka membeli produk karena kebutuhan, keinginan pribadi, atau gaya hidup. Di sisi lain, bisnis B2B fokus menargetkan perusahaan, organisasi, atau pelaku bisnis lain. Contohnya seperti supplier sembako yang menjual beras dan gula kepada para pemilik toko kelontong.
- Keputusan pembelian
Karena didasari oleh kebutuhan atau keinginan pribadi, keputusan pembelian dalam transaksi B2C pun cenderung lebih cepat dan instan. Bahkan, pembelian juga bisa terjadi secara impulsif. Misalnya seperti pelanggan yang membeli sepatu karena desainnya sedang populer.
Sementara itu, proses pembelian pada model B2B biasanya harus melalui proses pertimbangan panjang. Proses ini biasanya melibatkan evaluasi dan approval dari berbagai pihak, seperti bagian operasional, keuangan, hingga manajemen.
- Volume dan nilai transaksi
Pada model bisnis B2C, volume transaksi bisa banyak, tapi nilai per transaksi cenderung kecil. Misalnya, sebuah coffee shop menjual es kopi seharga Rp15.000 kepada 1.000 orang. Sedangkan, volume transaksi B2B umumnya lebih sedikit, tapi nilainya besar. Contohnya adalah produsen mesin kopi yang menjual produknya seharga Rp50 juta kepada satu perusahaan.
- Fokus pemasaran
Untuk menyasar konsumen individu, bisnis B2C umumnya fokus melakukan pemasaran melalui pendekatan emosi. Pesan-pesan promosi mengutamakan manfaat bagi kebutuhan atau gaya hidup konsumen. Pelaku bisnis B2C menyampaikan pesan tersebut melalui saluran yang sering diakses oleh konsumen akhir, seperti media sosial.
Hal tersebut cukup berbeda dari pemasaran bisnis B2B yang lebih fokus pada efisiensi, nilai tambah, dan hasil bisnis. Tujuannya untuk membangun hubungan jangka panjang positif dengan pelanggan atau klien. Mereka melakukan hal tersebut melalui saluran seperti email, proposal penawaran, dan demo produk.
Baca juga: Apa Itu Promosi: Cara Kerja, Manfaat, Contoh
Sudah yakin untuk memulai bisnis B2C? Untuk menjangkau lebih banyak pelanggan, lengkapi tokomu dengan metode pembayaran QRIS yang praktis dan cepat! Kamu bisa bikin QRIS dengan mendaftar sebagai GoPay Merchant. Nantinya, seluruh uang yang masuk melalui transaksi QRIS bisa kamu tanpa biaya tambahan.
Tak hanya itu, GoPay Merchant juga bisa menyewa GoPay Spiker untuk mempercepat waktu pelayanan. Sebab, GoPay Spiker dapat memberikan notifikasi suara untuk memberi tahu bahwa pembayaran QRIS dari pelanggan sudah kamu terima, lengkap dengan nominalnya. Yuk, daftarkan usaha B2C-mu menjadi GoPay Merchant! Download aplikasi GoPay Merchant dan upgrade usahamu biar makin berkembang!